Ini adalah study kasus di MTs Negeri Cepogo.
Siswa yang belajar adalah siswa yang melakukan aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi sosial (Darsono, 2000:4) dan mengakibatkan perubahan perilaku (Sartain dalam Darsono, 2000:4). Siswa yang belajar berarti siswa yang secara tersurat telah berubah perilakuya, baik secara sadar maupun tidak sadar. Siswa yang belajar tampak dari pancaran mata optimis, yang menyatakan kepahaman atasmateri yang disampaikan, juga reaksi spontan seperti, “ooo… begitu ya!”, dan reaksi bahasa tubuh yang menampakkan kebisaannya (Dimyati dan Mudjiono, 2002:5).
Siswa yang telah disebut belajar, seperti penjelasan di atas, merupakan cerminan dari penguasaan konsep pada materi yang baru disampaikan. Namun, untuk menilai kepahaman materi atau penguasaan konsep siswa tidak dapat hanya dilakukan sepintas. Penguasaan konsep yang dimaksud merupakan long term memory yang dituangkan dalam bentuk jawaban atas pertanyaan untuk beberapa waktu ke depan. Pertanyaan untuk memeriksa keterkuasaan konsep yang saya berikan, diwujudkan dengan pemberian post tes, yaitu tes kecil di akhir pembelajaran. Siswa yang berhasil memperoleh sekurangnya 65 untuk tes tersebut saya katakann telah menguasai konsep matematika yang saya belajarkan. Muhadi (2003:34) menyatakan bahwa pemberian tes di awal atau di akhir pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar. Namun dinyatakan pula bahwa pemberian tes tersebut harus menjadi kebiasaan yang membudaya, artinya pemberian tes tersebut tidak diberikan dalam waktu tertentu saja, namun terus menerus disampaikan pada saat pembelajaran.
Pada hakikatnya penguasaan konsep matematika siswa dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
Dalam penelitian ini, saya mendefinisikan siswa yang telah menguasai konsep matematika adalah siswa yang berhasil menyelesaikan masalah yang saya sajikan dalam post tes. Siswa yang berhasil menyelesaikan masalah di post tes saya anggap telah memahami materi yagn saya berikan dalam pembelajaran. Namun, kendala mengenai permasalahn tersebut masih tetap ada. Kejujuran siswa dan sistem kerja kelompok sangat mempengaruhi hasil yang diberikan. Jika hal ini yang terjadi, maka kriteria penguasaan konsep yang saya berikan menjadi bias.
Indikator peguasaan konsep siswa juga saya tentukan dari hasil ulangan harian. Asumsi yang saya siswa yang berhasil menyelesaikan permaslahan yang saya berikan di ulangan harian, maka ingatan jangka panjangnya bagus. Sedangkan Artigue (2001:57), menyatakan bahwa ingatan jangka panjang yang baik artinya konsep yang diterima telah masuk kedalam ranah psikologis siswa. Akibatnya adalah kapanpun siswa ditanya mengenai konsep yang telah diberikan, diyakini bahwa siswa tersebut dapat menjawab pertanyaan konsep.
4 comments:
emang matematika iti gampah toj
kalau otaknya encer pasti bisa tapi kalu seperti saya
Ahh Math saya suka
mas minta daftar pustaka dari reverensinya dong!!
Post a Comment