Syntax Penelitian Eksperimen

Assalamu'alaikum wr.wb.

Pagi ini saya mencoba memulai lagi menulis artikel mengenai syntax penelitian. Apa itu syntax? Dalam bahasa matematika syntax sama artinya dengan algoritma, yaitu tata kala berpikir logis. Atau bahasa singkatnya adalah urut-urutan berpikir logis. Jadi syntax penelitian adalah urut-urutan penelitian yang logis.

Ok kita mulai artikelnya, klik dulu read more-nya ya.

EKSPERIMEN atau PTK?

Dalam artikel ini barangkali saya baru mengkhususkan diri kepada penelitian berjenis eksperimen. Mengapa Eksperimen? Mahasiswa bimbingan saya pada kenyataannya adalah calon guru. Masih CALON, jadi belum menjadi guru, sehingga secara prinsip tak mungkin mahasiswa memiliki murid didik dalam kelas yang sesungguhnya. Dalam artikel yang lain, saya akan coba ungkap lebih lanjut mengenai prinsip-prinsip PTK (Penelitian Tindakan Kelas).

Penelitian eksperimen hakekatnya adalah mengubah system. Artinya ketika peneliti melaksanakan penelitian maka si peneliti melakukan suatu perubahan yang terstruktur yang direncanakan dengan matang untuk menjawab permasalahan dan membuktikan hipotesis yang diberikan. Ketika seorang mahasiswa calon guru melaksanakan penelitian, praktis dia telah membawa suatu perubahan. Perubahan tersebut sekurangnya adalah mahasiswa berubah peran menjadi guru. System yang berubah adalah, murid yang biasanya diajar oleh guru kelas, diubah diajar oleh mahasiswa calon guru.

Jadi, menurut saya, untuk mahasiswa calon guru, tidak ada pilihan lain selain melaksanakan penelitian Eksperimen.

SYNTAX PENELITIAN EKSPERIMEN.

Ada beberapa prinsip dasar penelitian eksperimen. Hal ini nantinya terkait dengan syntax penelitian yang dilakukan. Prinsip tersebut yaitu:
1. mengenal populasi dan sampel
2. pemilihan sampel harus dengan random sampling
3. prinsipnya adalah menguji hipotesis yang disusun
4. menggunakan statistika dalam pengujian hipotesis
5. hasil penelitian dapat digeneralisasi ke populasi

Dalam rangka menetapi pronsip dasar penelitian eksperimen, syntax penelitian eksperimen sekurangnya harus memenuhi tahapan sebagai berikut.

1) POPULASI

Untuk penelitian pendidikan, data yang dikumpulkan biasanya adalah data hasil belajar siswa, sehingga distribusi data pada populasi diasumsikan berdistribusi normal. Pada tahapan populasi ini seorang peneliti eksperimen disarankan untuk melakukan pengujian kenormalan (uji normalitas populasi) untuk mengetahui kenormalan data. Data yang digunakan adalah data hasil belajar sebelum dilaksanakan penelitian. Pengujian kenormalan populasi dapat menggunakan uji chi kuadrat atau uji sampel Kolmogorov Smirnov Z di SPSS.

Selanjutnya, sebagai syarat pengambilan sampel secara random, maka yang dilakukan berikutnya adalah pengujian kehomogenan populasi (uji homogenitas populasi). Pada pengujian kehomogenan ini, saya lebih memilih menggunakan uji Bartlett atau uji Levenne daripada pengujian menggunakan uji F. Pengujian menggunakan uji bartlett atau levenne lebih akurat untuk populasi, sedangkan uji F lebih akurat untuk pengujian di sampel.

Setelah populasi dinyatakan normal dan homogen, maka pengambilan sampel melalui teknik random sampling menjadi sah untuk dilakukan.

2) SAMPEL: Sebelum Pemberian Eksperimen

Setelah sampel berhasil dipilih, maka langkah selanjutnya melakukan pengujian di tingkat sampel. Ibarat akan mengadu dua buah mobil balap, maka prinsip dari suatu balapan adalah berawal dari start yang sama. Untuk mengetahui apakah sampel berawal dari kondisi yang serupa, maka perlu dilakukan pengujian kehomogenan sampel. Data yang digunakan boleh sama dengan data yang digunakan untuk pengujian kehomogenan populasi.

Untuk pengujian kehomogenan sampel, teknik yang dilakukan sama dengan teknik pengujian kehomogenan populasi.

Setelah sampel dinyatakan homogen dan berawal dari suatu kondisi yang sama maka eksperimen dapat segera dilaksanakan.

3) SAMPEL: Setelah Dilaksanakan Penelitian

Setelah penelitian (pemberian perlakuan dan pengumpulan data) langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap data. Pengujian tersebut antara lain:

a) pengujian kenormalan data

Tata cara pengujian kenormalan pada data ini sama dengan pengujian kenormalan pada populasi. Tujuan dari pengujian kenormalan ini adalah mengetahui distribusi dari data hasil penelitian. Jika distribusi data hasil penelitian diketahui normal, maka hasil penelitian dapat digeneralisasi kepopulasi. Dengan kata lain, perlakuan yang dikenakan kepada sampel, diasumsikan akan menghasilkan produk yang tidak jauh berbeda jika perlakuan dikenakan pada populasi. Mekanisme pengujian kenormalan dapat menggunakan uji chi kuadrat atau uji kolmogorov-smirnov Z di SPSS.

b) pengujian kehomogenan data

Setelah pengujian kenormalan, langkah selanjutnya adalah pengujian kehomogenan data. Mekanisme pengujian kehomogenan data sedikit berbeda dengan pengujian kehomogenan data populasi di awal tadi, demikian pula tujuan pengujiannya. Pada pengujian kehomogenan kali ini, alat ujinya cuup menggunakan uji F yang jauh lebih sederhana (membandingkan varians terbesar dan terkecil saja untuk kemudian dikonsultasikan ke tabel). Tujuan pengujian juga berbeda yaitu untuk memilih rumus yang digunakan.

Ambil contoh, jika sampel yang digunakan adalah dua kelas, sehingga mekanisme pengujian hipotesisnya menggunakan uji beda dua pihak, misalkan uji t. Pengujian uji beda menggunakan uji t ada dua rumus yang digunakan. Jika data hasil penelitian homogen, maka statistika yang digunakan adalah uji t. Namun, jika data hasil penelitian tidak homogen, maka statistika yang digunakan adalah uji t' (uji t aksen).

Ok sobat, langkah selanjutnya setelah pengujian kehomogenan data adalah pengujian hipotesis, penarikan kesimpulan, dan pengambilan keputusan. Tiga langkah terakhir sangat tergantung kepada objek penelitian yang sobat lakukan. Secara umum, syntax penelitian eksperimen adalah seperti penjelasan di atas. Jika masih belum jelas, syntax tersebut dapat dinyatakan pada gambar di bawah ini.


Semoga bisa memunculkan pemahaman sobat. Terima kasih.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

2 comments:

IGA Lokita Purnamika Utami said...

terima kasih banyak untuk postingan ini, saya sering bingung ketika akan menarik sampel, yang diuji normalitas dan homogenitas populasi atau sampel. karena yang sering saya baca dipenelitian skripsi yg ada malah sampel ditarik dulu lalu diuji kehomogenannya dengan uji t (tidak ada beda antara meanscore kedua group) wah ternyata yang diuji populasinya ya, setelah normal dan homogen baru ditarik sampel, kemudian sampel tersebut diuji lagi sekali kehomogenannya... Hmmm terima kasih banyak ya Pak.

IGA Lokita Purnamika Utami said...

Terima kasih banyak pak, dulu saya bingung, saya pikir sampel ditarik secara acak dulu baru setelah mendapat sampel dari populasi baru di cek kehomogenitasannya. Ternyata populasi harus dicek dulu homogenitas dan normalitasnya sebelum penarikan sampel.

Artikel Lainnya

Link menarik milik Sahabat
----[ PEACE INDONESIA ]----

Ardhi.Net : Guru Ganteng : Kifni : Kang Abeh : Seputar Obat : Scriptcenter: Sikumb@ng : Asuindo : sampara.com : Hamidz Botanix : Hotfreez.com : Pak Guru Fisika : Guru Online

Masih dalam pengumpulan Sahabat. Untuk yang berkeinginan untuk link exchange, silahkan tinggalkan komentar atau pesan di shoutbox. Saya akan pasang link yang betul-betul bermanfaat dan tak berharap dollar. Terima kasih.